Sabtu, 18 Juli 2015

Sudah Lepas Sakit Kau Didunia Bang

Kabar tak mengenakan menghampiri timeline akun facebook atas nama diriku. Seorang kawan mengirim sebuah status tentang kabar duka. Kabar duka yang tak pernah ku harapkan. Siapa yang mau menerima kabar seperti itu? Kabar duka itu tentang kepergian seorang kakak tingkat yang belum lama ini lulus dari fakultas tempat aku menimba ilmu.
Pertama aku mengenalnya aku langsung terkesima. Terkesima oleh jaket yang dia pakai Beswan Djarum, beasiswa yang ingin ku raih tapi belum mampu. Abang ini menjadi asisten dosen matakuliah Filsafat Komunikasi. Aku tak tahu namanya, tak tahu siapa dia. Belakangan baru ku ketahui abang ini satu kampung daerah denganku, kami orang kalimantan tengah. Dia yang mengenalkan ku dengan perkumpulan keluarga kalimantan salatiga.
Perkenalanku dengan abang berlanjut setelah kami bertemu beberapa kali di satu forum.
Tahun 2013 saat pelantikan anggota lembaga kemahasiswaan periode 2013/2014 aku baru tahu kalau ternyata abang pernah memimpin lembaga mahasiswa tertinggi di kampus ini. Meski hanya beberapa waktu dan diturunkan dengan alasan mahasiswa yang sedang mengambil cuti dilarang menjabat di lembaga kemahasiswaan. Keterangan ini aku dapat saat membaca buku perjalanan Lembaga kemahasiswaan yang dibuat oleh oleh LK dan pembantu rektor saat itu.
Beberapa kali abang juga membantuku untuk menghubungi rekan rekan alumni fiskom di kalimantan. Terakhir kali aku berkomunikasi dengan abang saat aku hendak mengajukan diri maju mewakili Kalimantan Tengah di sebuah konferensi di jakarta dengan syarat aku harus membawa media partner lokal. Abang ini pribadi yang tak segan untuk membantu adek tingkat yang kesulitan. Abang ruhmu sudah menghadap Tuhan, malam kemarin mungkin ragamu masih dalam rasa sakit akibat sel meningitis yang menyerang salah satu bagian dari ragamu yang membuat aku terkagum. Malam ini banyak yang masih tak rela untuk melepasmu. Bang kau akan ada didalam kenangan sebagai salah satu pribadi yang sangat aku kagumi dan memberikan ilmu mu yang bermanfaat.

Aku turut berduka atas kepergianmu. Selamat jalan abang, semoga ada Lussua Hanyi.

Jumat, 17 Juli 2015

Tik tok tik tuk

Yups hari ini sebagai umat muslim aku merayakan hari besar agama yang ku kuyakini membawa pada jalan keabadian. Pertanyaan pertanyaan baru selalu muncul setiap kali bertemu dengan keluarga besar. Pertanyaan yang menggelitik tahun ini adalah sudah punya calon apa belum? Katanya kemarin mau jadi mantunya pak kyai, dan semua gosip tentangku yang beredar dikeluarga besar. Hmmm aku cukup kualahan menanggapi itu semua karena posisiku saat ini memang sedang jadi bahan pembicaraan, satu sisi aku jadi bahan omongan karena kelakuan uti yang selalu menjadikanku tertuduh atas barang-barang beliau yang hilang. Sisi lain adalah ayah ibu abang dan adik tahun ini gag pulang ke kampung ibu. Ini gag hanya di keluarga besar, hampir semua tetangga yang kutemui membicarakan itu. Well itu gag masalah, aku gag terlalu menggubris itu semua.
Malam pertama hari raya idul fitri aku memutuskan untuk ikut kakak sepupu ke rumah eyang dari istrinya. Aku mulai mikir-mikir sepanjang jalan, gini ya rasanya punya keluarga baru (mertua). Aku melihat sisi lain dari idul fitri ini sebagai salah satu proses belajar untuk aku bersiap menghadapi keluarga besar calon imamku nanti. Aku membayangkan posisiku seperti istri abang sepupuku, melihat bagaimana dia bersikap dan bertutur kata. Aku melihat bagaimana pakde yang notabene punya dua orang anak laki memandang dan menyeleksi para calon menantu. Aku pernah mengalami menjadi bagian dari 2 mantanku. Diajak bertandang kerumah saudara mereka, rasanya mungkin seperti yang calon istri kakak sepupuku rasakan dahulu dan sekarang.

Idul fitri kali ini membawaku untuk mengingat bahwa aku ini perempuan, usiaku mulai menginjak 20an yang berarti aku sudah harus mulai siap ditanya soal calon. Keluarga besar tak banyak yang menanyakan mau lulus S2 kapan, atau gimana kerjaan di kantor. Mereka akan banyak ingin tahu tentang kehidupan pribadi yah seputar jodoh. Anggap saja setiap pertemuab dengan keluarga besar adalah waktu merefleksikan diri, siapakah yang akan bersanding denganku esok. Saat ini sebagai perempuan aku hanya ingin memperpantas diriku untuk dihalalkan oleh seorang yang mampu membawaku ke surga firaus. Itu secuil cerita perjalananku di hari pertama idul fitri.

Minggu, 12 Juli 2015

Kumpul "BOCAH"

Its have been a long time (cuplikan lagu wiz kalifa)

Gag kerasa banget udah 6 tahun gue lulus smp. Lepas predikat sebagak anak kecil alias bocah. Ketemu mereka sama aja kek flash back jaman dimana gue masih dianggep bocah. Saat dimana gue menghapus jejak masa sd.

Smp gue terletak di Jl Kartini 1A Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, smp no 2 di kabupaten Semarang setelah SMP 1 Ungaran. Pas sd gag kepikiran buat gue sekolah disana, gegara di tolak di smp 1 salatiga dan gag mau sekolah lagi di salatiga akhirnya gue didaftarin sama ibu ke smp ini. Kalau dilihat dari keluarga gue Smp ini legend banget. Oom, Tante, sodar sepupu gue banyak yang lulus dari sini. Smp gue ini deket banget sama Rumah Sakit umum Ambarawa.

Masuk mos pertama kali, kita dikerjain abis-abisan sama kakak-kakak osis yang notabene saat itu anak kelas 3. Well gue dapet hukuman untuk cari tanda tangan ketua osis saat itu namanya mas Rezki Hamdani (saat ini doi di akmil) padahal si mas mas itu lagi jamnas di cibubur. Ujung-ujungnya gue disuruh nembak si mas ini pas balik dari cibubur. Well its anoying banget. Tahun pertama gue duduk di kelas 7E, di smp gue ada tradisi unik. Untuk yang beragama non muslim di bagi jadi 3 kelas. E untuk agama kristen dan F untuk katolik. Yang selalu gue inget dari kelas 7 adalah gue disemprot abis abisan sama guru seni musik gue karena rambut gue pendek (bak pria tampan) dan gag pake anting. Alhasil gue diwajibin pake anting selama kelas beliau. Oh ya posisi duduk kita juga unik, kita gag pake model 5 kali 4 tapi model setengah elips. Disini awal percurcolan gue sama Ayuk, Zia dan Putri.
Kelas 8 atau 2, dikelas ini gue dapet walikelas yang sama. Beliau ngajar bahasa Indonesia. Yang bikin gue gagal lupa sama kelas ini adalah, gue berantem mulu sama Waldi atau Aldi. Aldi ini salah satu cowok yang masuk kategori pendiem di angkatan gue. Tapi di depan gue, ngajak berantem mulu, gue males berantem sama dia karena emaknya dia guru di smp gue. Hahaha

Kelas 3 aka kelas 9, setelah mendapat 2 tahun dibimbing oleh guru bahasa Indonesia gue sama sekali gag nyangka kalau harus ikut tutor sebaya (les tambahan) BAHASA INDONESIA, gag banget kan gue apalah arti 2 tahun punya walikelas pengampu bahasa Indonesia. Kelas 3 ini juga gue ngerasa dongkol sama temen sekelas gue yang nyuri duit kaos anak-anak dan gue yang harus ganti pake duit tabungan gue. Faaakkk
Oh ya pas kelas 3 ini gue sama temen temen diminta bikin karya tulis, proses bikin karya tulis ini yang selalu gue inget tiap kali mau bikin paper atau essay. Disini gue juga punya grombolah baru, 2 cowok sama 2 cewek.

Gue pernah masuk bp cuman gegara berantem sama temen gue namanya cita, gegera dia ngacak-acak tas gue.
Gue dikeluarin dari team senior pramuka karena beberapa kali gag ikut ekskul BTQ (gue selalu pengen cepet sampe rumah) dan anggepan gue saat itu gue udah ngaji dirumah ngapain gue ikut ini.
Gue bukan termasuk anak populer di angkatan.
Gue pernah nangis karena duit gue ilang dan dikasih duit sama mbak inul(penjaga kantin sekolah) dan itu jadi bahan obrolan ketika gue main ke smp.
Gue jadi salah satu atlet renang sekolah, meski gag pernah sampe plat-da.

Well itu sedikit cerita gue ketika jaman masih bocah.

Kritik buat mahasiswa Tarbiyah atau Pendidikan

Well malem ini gue habis ngobrol serius sama salah satu sahabat gue. Namanya Ni'mah tapi gue suka manggil dengan nama Uni dan kalau disuruh jelasin kenapa gue manggil uni alesanya simpel gue pengen kek orang sumatra manggil kakak perempuanya pake panggilan UNI dan munculah ide manggil Ni'mah dengan UNI (Ustazah NI'mah) udah jelas kan. Sahabat gue ini lagi kuliah di Pascasarjana UNIDA (Universitas Darussalam) jurusan pendidikan bahasa arab. Singkat cerita tadi sore mau berangkat kelas akber di Semarang tapi udah kesorean dan lalin di Semarang padat merayap (info dari radio dan pengalaman beberapa hari yang lalu) well ujung-ujungnya numpang buka puasa di rumah sahabat gue si Kusti di ungaran. Hahaha. Kelar makan dan solat kita cus ke salah satu tempat beli susu di Ungaran.

Dari awal kita berangkat obrolan gue sama uni udah seputar pemikir-pemikir yang mempercayai Islam sebagai jalan hidup mereka. Salah satunya adalah ngobrolin Pak Aldian Husein dan Pak Hamid Fahmi Zarkasyi yang merupakan murid seorang ulama terkemuka di Malaysia dan punya darah orang Bogor Syekh Naqib Alatas. Obrolan itu lanjut ke tugas yang dikasih Pak Hamid ke temen gue yaitu cari definisi Ilmu menurut tokoh. Sepertinya gampang ya, tinggal searching di goegle dan dapat. Tapi ternyata tugas gag segampang itu, harus kaji banyak buku dan cari dibuku-buku itu. Obrolan berlanjut ke matakuliah Uni World View gue gag ngerti apaan itu world view tapi kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia kurang lebih jadi Cara Pandang Dunia. Nah, didalam matakuliah ini uni diminta untuk melihat segala sesuatu gag cuman dari satu sudut aja. Ya salah satu tugasnya itu cari pengertian ILMU.

Yang jadi kritik buat mahasiswa pendidikan atau tarbiyah adalah
1. Bisa mikir kritis kan Lo???
Itu bukan penilaian gue sepihak, salah satu dosen pendidikan di kampus gue juga bilang gitu (gue pernah satu semester sama anak pendidikan) mereka terlalu terpaku pada aturan dan diktat. Padahal mereka adalah orang yang harus mengusai sesuatu sampai dalam karena merekalah sumber pengetahuan bagi murid.
2. Buka pikiran lo !!!
Ini yang gue sesali dari beberapa kegiatan nasional yang berkaitan sama pendidikan gag ada anak kampus gue yang mau maju contoh : National future educator conference. Uni juga setuju sama pendapat gue yang satu ini. Dia ngerasain banget gimana digoblok-goblokin sama banyak orang ketika masih susah nerima pemikiran orang lain. Banyak baca jadi salah satu solusi kalau lo mau open mided plus mikir kritis.
3. Jangan Kuper dong !!!
Ini kerasa banget ketika gue masuk kelas anak pendidikan dan kenal anak pendidikan. Hello, lu calon guru men. Kalau pergaulan lo cuman itu-itu aja apa kabar murid-murid lo? Kuper akan berpengaruh juga sama cara mikir dari calon pendidik itu. Elu gag hidup di tempurung kan? Elu makhluk sosial kan? Buat apa lo hidup kalau lo gag berusaha ngembangin pergaulan lo. Ada yang bilang Gue takut kepengaruh dan bla bla. Gue jawab aja Lo punya otak lo punya hati nurani, itu cukup jadi filter lo soal mana yang baik mana yang buruk.
4. Gag perlu takut jadi beda !!!
Well anak pendidikan terkenal harus rapi dll, katanya sih kalau gue gag rapi ntar murid gue mau jadi apa? Menurut gue itu lucu, ini bukan lagi era dimana penampilan jadi segalanya. Apa yang loe kerjain adalah yang utama. Loe harus punya cara sendiri buat murid lo betah dikelas. Lo yang tahu karakter mereka seperti apa. Dengan lo berfikir kritis, open minded dan pergaulan luas itu akan nambah value diri loe. Lo juga bisa bikin cara belajar yang nyenengin dengan cara lo sendiri. Gag usah takut buat lo jadi merah diantara putih.

Well itu kritikan gue buat anak-anak pendidikan atau tarbiyah yang gue rangkum dari diskusi dengan pengajar di KMI Gontor Putri 1 (UNI) gue bumbui catatan obrolan dengan banyak orang.

Semoga bermanfaat ^^

Senin, 06 Juli 2015

bukan tafsir atas Jatuh Hati Raissa (to stranger)

Kali ini gue nulis yang bikin galau banget dan udah terlalu sering gue ngalamin dan sampe sekarang belum berhasil bedain antara jatuh hati dan jatuh cinta. Tadi gue di tegur sama sahabat gue yang sama sama berzodiak leo. Ditulisan gue sebelumnya (red Sisi Lain) gue bahas soal mas yang di kereta dan well ini udah lebih dari seminggu dan gue belum bisa pindahin pikiran gue dari obrolan yang terjadi di kereta plus sms gue sama si mas yang gag bikin gue makin hamsyooong.
Kalau kata teh Raissa Jatuh hati itu begini
"Ada ruang hatiku yang kau temukan, Sempat aku lupakan kini kau sentuh, Aku bukan jatuh hati"
"Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu. Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia. Kuharap kau tahu bahwaku terinspirasi hatimu. Ku tak harus milikimu, tapi bolehkah ku selalu didekatmu?"

Kata kata dari teh raissa pas banget buat cerita gue sama si abang. Well dia emang udah berhasil nemuin ruang dihati gue. Yang gue pikir itu terjadi ketika obrolan pertama di kereta. Yups gue udah sempet banget mau lupain yang namanya cinta ke lawan jenis(bukan berubah jadi sejenis yeee..) karena gue terlalu takut buat "jatuh" lagi. Hmmm
Yups gue terpikat sama gaya abang ngomong, dewasa banget menurut gue dan gue suka itu. Si abang gag berusaha menggurui namun memberi arahan, karena dia juga punya 2 adek cewek yang satunya seumuran gue (koo gue jadi ngerasa beda pas nulis ini, hiks). Gue kagum cara dia melihat dunia, meskipun martabat gue sebagai anak fisip jatoh gegara sekumpulan anak-anak fisip yang mementingkan gaya ketimbang otak. Cara dia melihat sebuah masalah juga beda, itu yang gue suka. Apa karena gue masih bocah jadi kalau ngeliat masalah jadi hetic gitu ya. I am not sure
Yups gue terinspirasi sama abang, karena hobi abang naik gunung itu gue jadi pengen memberanikan diri gue naik gunung (lagi) setelah hampir 3 tahun terdoktrin bahwa "puncak gunung bukan segalanya tapi konservasi yang utama" yang sampe sekarang gag jelas arahnya. Maap gue gag bermaksud nyinggung orang but kenyataan gitu sih.
Nah yang terakhir itu, takutnya gue jadi orang ketiga kalau ternyata si abang udah punya calon atau apalah itu. (Koo gue mikir sampe segini sih, huaaaaaa.) Gue pengen dideket abang, meski gag bisa miliki. Sebagai manusia normal gue sebenere pengen juga miliki si abang, tapi sadar diri dah siapa gue. Hiks T_T

Oh ya ini kalau tulisan gue gag jelas maapkeun yak. Buat yang mau kepo siapa si abang gue pernah post di path. Hahahaha

Jumat, 03 Juli 2015

When I wear Hijab

This is me, I wear muslimah dress and hijab.

Gagal Faham Jogja

Jogja emang ngangenin, iya ngangenin pake banget. Akhirnya gue kesini juga, selalu ditanya ngapain lo ke jogja, kurang kerjaan banget pake motor lagi.

Meski baru sehari dirumah tapi undangan di jogja gag bisa gue tahan. Jalan dari rumah udah rada siang jam 2 an. Bimbang mau berangkat lewat kopeng atau boyolali tapi akhirnya boyolali jadi pilihan. Well gue uda di jogja tapi gagal faham lokasi buka bersama, hampir sejam gue muter muter cari lokasi eh gag nemu. Trus ditengah jalan gue ditelfon orang. Katanya temen gue kecelakaan. Heh? No yang gue pake gag ada yang tahu koo tiba tiba ada yang nelfon dan ngomong kalau dia (yang katanya temen gue kecelakaan) panik sih udah pasti, trus gue tanya temen gue apa dia kecelakaan, dia bilang enggak. Gue bimbamg akhirnya gue putusin kalau orang ini isengin gue dan gag gue angkat telfon dari orang itu.
Menjelang berbuka akhirnya gue sampe lokasi, makan nasi gurih sampe kenyang. Solat magrib + isya sekalian, dan melanjutnkan petualangan malam itu, awalnya bakal karauke tapi gag jadi dan nonton. Nonton juga bimbang, mau di lippo mall, jogja city walk atau di blitz. Gue gag tau keputusan dimana, paa terakhir ngobrol sih di lippo eh nyampe lippo ternyata temen yang gue bonceng bilang nontonya di blitz. Muterlah kita ke babarsari, dreettt dreeet.... motor gue ngode nih.
Beneran bensin motor gue abis, jalan nyari tempat jual bensin eceran ternyata jauh juga dan ketemulah bapak bapak penyelamat. Gue lagi cari bensin yang nunggu motor temen gue, kata dia ada bapak bapak yang nawarin bantuan gitu tapi dia nolak gitu. Tengah jalan gue ketemu bapak bapak itu sambil bawa bensin, alhamdulillah rupanya bapak bapak itu kasih bensin ke kami. Temen gue yang nerima bensin itu cengok (shock) dan gag ngomong apa apa pas dikasih bensin sama bapak itu. *semoga amal baikmu diterima yang Mahakuasa pak o:)
Well lanjut setelah kehabisan bensin kita nonton di blitzmegaplex J Walk Sahid babarsari. Ulasanya ntar bakal gue tulis jadi tunggu aja. Gue sama temen temen nonton Jurasic World dan tunggu ulasanya.
Abis nonton gue kemaleman dan gagal nginep dikos sahabat gue, akhirnya nginep di hotel. Hahaha

Itu sisi lain Jogja menurut gue, yang penuh dengan hal-hal mengejutkan.