Yups hari ini sebagai umat muslim aku merayakan hari besar agama yang ku kuyakini membawa pada jalan keabadian. Pertanyaan pertanyaan baru selalu muncul setiap kali bertemu dengan keluarga besar. Pertanyaan yang menggelitik tahun ini adalah sudah punya calon apa belum? Katanya kemarin mau jadi mantunya pak kyai, dan semua gosip tentangku yang beredar dikeluarga besar. Hmmm aku cukup kualahan menanggapi itu semua karena posisiku saat ini memang sedang jadi bahan pembicaraan, satu sisi aku jadi bahan omongan karena kelakuan uti yang selalu menjadikanku tertuduh atas barang-barang beliau yang hilang. Sisi lain adalah ayah ibu abang dan adik tahun ini gag pulang ke kampung ibu. Ini gag hanya di keluarga besar, hampir semua tetangga yang kutemui membicarakan itu. Well itu gag masalah, aku gag terlalu menggubris itu semua.
Malam pertama hari raya idul fitri aku memutuskan untuk ikut kakak sepupu ke rumah eyang dari istrinya. Aku mulai mikir-mikir sepanjang jalan, gini ya rasanya punya keluarga baru (mertua). Aku melihat sisi lain dari idul fitri ini sebagai salah satu proses belajar untuk aku bersiap menghadapi keluarga besar calon imamku nanti. Aku membayangkan posisiku seperti istri abang sepupuku, melihat bagaimana dia bersikap dan bertutur kata. Aku melihat bagaimana pakde yang notabene punya dua orang anak laki memandang dan menyeleksi para calon menantu. Aku pernah mengalami menjadi bagian dari 2 mantanku. Diajak bertandang kerumah saudara mereka, rasanya mungkin seperti yang calon istri kakak sepupuku rasakan dahulu dan sekarang.
Idul fitri kali ini membawaku untuk mengingat bahwa aku ini perempuan, usiaku mulai menginjak 20an yang berarti aku sudah harus mulai siap ditanya soal calon. Keluarga besar tak banyak yang menanyakan mau lulus S2 kapan, atau gimana kerjaan di kantor. Mereka akan banyak ingin tahu tentang kehidupan pribadi yah seputar jodoh. Anggap saja setiap pertemuab dengan keluarga besar adalah waktu merefleksikan diri, siapakah yang akan bersanding denganku esok. Saat ini sebagai perempuan aku hanya ingin memperpantas diriku untuk dihalalkan oleh seorang yang mampu membawaku ke surga firaus. Itu secuil cerita perjalananku di hari pertama idul fitri.