betapa bodohnya aku yang selalu menunggu kamu online di sosmed,
perkenalan kita memang tidak disengaja. aku dan kamu dipertemukan oleh seorang sahabat yang baru kita kenal di acara tersebut. mengenal kamu selama satu hari seolah aku telah mengenalmu sangat lama. entah apa yang merasuki otakku, ataukah ini hanya perasaan sesaat. tapi ku harap ini bukan hanya persaan sesaat yang tiba tiba menggebu dan kemudian hilang begitu saja.
aku sudah mulai lelah menanti untuk mengenal seseorang lebih dalam, aku juga sudah mulai bosan dengan rutinitas kehidupan ini. bukan, aku tak bermaksud untuk mengatakan bosan hidup. kehidupanku mulai berubah sejak kita sering bercengkrama di dunia maya. entah ini nafsu atau buah yang sedang merkah seperti salah satu tulisanmu. kata-kataku memang tak terlalu puitis seperti yang sering kau tulis tapi aku mulai terbiasa.
kamu satu-satunya orang di sosmed yang selalu aku sapa dengan Assalamualaikum di awal, dan karena ini aku mulai terbiasa untuk mengucapkan salam dimanapun tak terkecuali di kampusku yang merupakan universitas kristen. aku mulai belajar lebih santun, dan ini karena aku terbiasa berbicara yang santun kepada kamu. orang tuaku sendiri terkejut dengan perubahanku. apa aku salah kalau aku mulai terbiasa dengan keseharianmu, kebiasaanmu?
jam 6 sore adalah saat kamu pulang kerja, meski kadang lebih larut atau lebih cepat. aku mulai terbiasa dengan sikapmu. aku mulai terbiasa dengan rutinitas yang kita jalani. aku menyukai ini semua. aku menemukan sebuah kedamaian, hanya saja aku ingin kamu juga mengingatkan aku untuk ingat beribadah meski itu merupakan sebuah hal yang aneh. aku juga mulai terbiasa karena kamu tidak ingin tangan kita bersentuhan. ah itu lah kamu, kamu yang mampu mencuri kebiasaanku. *_*
kuharap kau mengerti kebiasaan ini, bukan sekedar harapan palsu
perkenalan kita memang tidak disengaja. aku dan kamu dipertemukan oleh seorang sahabat yang baru kita kenal di acara tersebut. mengenal kamu selama satu hari seolah aku telah mengenalmu sangat lama. entah apa yang merasuki otakku, ataukah ini hanya perasaan sesaat. tapi ku harap ini bukan hanya persaan sesaat yang tiba tiba menggebu dan kemudian hilang begitu saja.
aku sudah mulai lelah menanti untuk mengenal seseorang lebih dalam, aku juga sudah mulai bosan dengan rutinitas kehidupan ini. bukan, aku tak bermaksud untuk mengatakan bosan hidup. kehidupanku mulai berubah sejak kita sering bercengkrama di dunia maya. entah ini nafsu atau buah yang sedang merkah seperti salah satu tulisanmu. kata-kataku memang tak terlalu puitis seperti yang sering kau tulis tapi aku mulai terbiasa.
kamu satu-satunya orang di sosmed yang selalu aku sapa dengan Assalamualaikum di awal, dan karena ini aku mulai terbiasa untuk mengucapkan salam dimanapun tak terkecuali di kampusku yang merupakan universitas kristen. aku mulai belajar lebih santun, dan ini karena aku terbiasa berbicara yang santun kepada kamu. orang tuaku sendiri terkejut dengan perubahanku. apa aku salah kalau aku mulai terbiasa dengan keseharianmu, kebiasaanmu?
jam 6 sore adalah saat kamu pulang kerja, meski kadang lebih larut atau lebih cepat. aku mulai terbiasa dengan sikapmu. aku mulai terbiasa dengan rutinitas yang kita jalani. aku menyukai ini semua. aku menemukan sebuah kedamaian, hanya saja aku ingin kamu juga mengingatkan aku untuk ingat beribadah meski itu merupakan sebuah hal yang aneh. aku juga mulai terbiasa karena kamu tidak ingin tangan kita bersentuhan. ah itu lah kamu, kamu yang mampu mencuri kebiasaanku. *_*
kuharap kau mengerti kebiasaan ini, bukan sekedar harapan palsu